Ketahanan Pangan Sulit Terwujud Karena Pemanfaatan Bioteknologi oleh Petani Belum Maksimal

Belum tercapainya swasembada pangan di Indonesia secara menyeluruh dikarenakan masih banyak petani yang belum mampu mengoptimalkan produksi dan memperbaiki pemahaman atas penggunaan efek kimia perlindungan tanaman, termasuk pestisida.

Demikian dikatakan Midzon Li Johannis selaku Chairman Croplife Indonesia dalam sebuah diskusi bertajuk “Stabilitas Keamanan dan Ketahanan Pangan Melalui Inovasi, Teknologi Perlindungan Tanaman dan Bioteknologi” yang digelar di Hotel Aston, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Jumat (16/6/2017).

Croplife merupakan asosiasi pertanian yang bersifat nirlaba (non provit) yang mewakili petani, industri benih dan pestisida.

“Inilah yang menjadi misi kami, yakni membantu petani memproduksi cukup pangan bagi penduduk melalui inovasi teknologi,” ia menambahkan.

Menurutnya, sangat penting para petani mampu memanfaatkan bioteknologi untuk meningkatkan hasil pertanian yang dilakukan secara modern. Misalnya dengan pemuliaan tanaman dengan menciptakan tanaman transgenik (tanaman hasil modifikasi), kultur jaringan, biopestisida dan pengetahuan lain.

“Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, justru yang terjadi dalam 20 tahun terakhir banyak lahan produktif yang hilang.”

Lahan-lahan ini, menurutnya, beralih fungsi baik disebabkan oleh alam seperti polusi, pemanasan global, erosi, kebakaran hutan. Atau pembukaan lahan untuk permukiman, pembangunan infrastruktur, industri dan lain sebagainya.

“Di sinilah teknologi dan inovasi diperlukan sebagai bagian penting dari sektor pertanian untuk memaksimalkan lahan yang ada. Misalnya dengan pemakaian varietas unggul dan efisiensi pupuk untuk tingkatkan hasil produksi. Atau penggunaan pestisida untuk lindungi tanaman dan pemakaian air secara efisien,” terang Midzon.

Prof. Dr. M Herman M.Sc selaku Peneliti Purna Bakti Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Pertanian menambahkan, bioteknologi menyediakan perangkat pasti yang memungkinkan para peneliti menambahkan sifat atau karakter pada tanaman.

“Misalnya daya tahan lebih lama, tingkat vitamin lebih tinggi dan beberapa sifat dalam benih untuk mampu tumbuh lebih sehat dan membuat tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit,” terangnya

Related Post