Croplife Indonesia: Petani Perlu Edukasi Penggunaan Pestisida

Selain perlu mengetahui cara mengoptimalkan hasil produksi pertanian, petani juga perlu pemahaman efek penggunaan pestisida pada tanaman.

Hal tersebut dikatakan Midzon Li Johannis, Chairman Croplife Indonesia saat diskusi bertema Stabilitas Keamanan dan Ketahanan Pangan Melalui Inovasi, Teknologi Perlindungan Tanaman dan Bioteknologi, di Jakarta, Jumat (16/6).

Menurutnya, penting para petani mampu memanfaatkan bioteknologi untuk meningkatkan hasil pertanian yang dilakukan secara modern. Misalnya dengan pemuliaan tanaman dengan menciptakan tanaman transgenik (tanaman hasil modifikasi), kultur jaringan, biopestisida dan pengetahuan lain.

“Teknologi dan inovasi diperlukan sebagai bagian penting dari sektor pertanian untuk memaksimalkan lahan yang ada. Misalnya dengan pemakaian varietas unggul dan efisiensi pupuk untuk tingkatkan hasil produksi. Atau penggunaan pestisida untuk lindungi tanaman dan pemakaian air secara efisien,” kata Midzon.

Dijelaskannya, edukasi untuk meminimalkan resiko penggunaan pestisida yang disebut stewardship programme sangat dibutuhkan oleh petani di Indonesia, mengingat hanya lima persen petani yang melakukan perlindungan diri saat aplikasi petisida atau tindakan perlindungan setelah aplikasi petisida.

Croplife merupakan asosiasi pertanian yang bersifat nirlaba (non profit) yang mewakili petani, industri benih dan pestisida. CropLife Indonesia memberikan layanan sebagai pendekatan untuk melatih dan mendidik petani lokal sebagai cara untuk mengoptimasi produksi dan memperbaiki pemahaman mereka atas penggunaan efek kimia perlindungan tanaman, termasuk pestisida.

“CropLife Indonesia dan semua anggotanya berkomitmen untuk tunduk dan taat kepada kode etik internasional (FAO dan WHO) tentang pengelolaan petisida dan dirancang untuk meningkatan kesadaran diperusahaan-perusahaan anggota CropLife Internasional, asosiasi dan para pemangku kepentingan,” tegas dia.

Terkait dengan pestisida, CrofLife membuat sebuah program edukasi kepada petani untuk memahami label, mengerjakan dengan hati-hati, merawat sprayer dengan baik, menjaga kebersihan diri dan selalu kenakan alat pelindung diri.

Herman selaku Peneliti Purna Bakti Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Pertanian menambahkan, bioteknologi menyediakan perangkat pasti yang memungkinkan para peneliti menambahkan sifat atau karakter pada tanaman.

“Misalnya daya tahan lebih lama, tingkat vitamin lebih tinggi dan beberapa sifat dalam benih untuk mampu tumbuh lebih sehat dan membuat tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit,” terangnya

Belum tercapainya swasembada pangan di Indonesia secara menyeluruh dikarenakan masih banyak petani yang belum mampu mengoptimalkan produksi dan memperbaiki pemahaman atas penggunaan efek kimia perlindungan tanaman, termasuk pestisida.

sumber: infopublik.id

Related Post